Sabtu, 27 November 2010

Shalawat Nariyah


Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Shalawat Nariyah cukup populer di banyak kalangan dan ada yang meyakini bahwa orang yang bisa membacanya sebanyak 4444 kali dengan niat menghilangkan kesulitan-kesulitan atau demi menunaikan hajat maka kebutuhannya pasti akan terpenuhi. Ini merupakan persangkaan yang keliru dan tidak ada dalilnya sama sekali. Terlebih lagi apabila anda mengetahui isinya dan menyaksikan adanya kesyirikan secara terang-terangan di dalamnya. Berikut ini adalah bunyi shalawat tersebut:”
اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذي تنحل به العقد وتنفرج به الكرب وتقضى به الحوائج وتنال به الرغائب وحسن الخواتيم ويستسقى الغمام بوجهه الكريم وعلى آله وصحبه عدد كل معلوم لك
Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil ‘uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa’iju Wa tunaalu bihir raghaa’ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.”
Syaikh berkata:
“Sesungguhnya aqidah tauhid yang diserukan oleh Al-Qur’an Al Karim dan diajarkan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kepada setiap muslim untuk meyakini bahwa Allah semata yang berkuasa untuk melepaskan ikatan-ikatan di dalam hati, menyingkirkan kesusahan-kesusahan, memenuhi segala macam kebutuhan dan memberikan permintaan orang yang sedang meminta kepada-Nya. Oleh sebab itu seorang muslim tidak boleh berdoa kepada selain Allah demi menghilangkan kesedihan atau menyembuhkan penyakitnya meskipun yang di serunya adalah malaikat utusan atau Nabi yang dekat (dengan Allah). Al-Qur’an ini telah mengingkari perbuatan berdoa kepada selain Allah baik kepada para rasul ataupun para wali. Allah berfirman yang artinya:
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Bahkan sesembahan yang mereka seru (selain Allah) itu justru mencari kedekatan diri kepada Rabb mereka dengan menempuh ketaatan supaya mereka semakin bertambah dekat kepada-Nya dan mereka pun berharap kepada rahmat-Nya serta merasa takut akan azab-Nya. Sesungguhnya siksa Rabbmu adalah sesuatu yang harus ditakuti.” (QS. Al-Israa’: 57). Para ulama tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang berdoa kepada Isa Al-Masih atau memuja malaikat atau jin-jin yang saleh (sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Katsir).”
Beliau melanjutkan penjelasannya:
“Bagaimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa merasa ridha kalau beliau dikatakan sebagai orang yang bisa melepaskan ikatan-ikatan hati dan bisa melenyapkan berbagai kesusahan padahal Al-Qur’an saja telah memerintahkan beliau untuk berkata tentang dirinya:
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Katakanlah: Aku tidak berkuasa atas manfaat dan madharat bagi diriku sendiri kecuali sebatas apa yang dikehendaki Allah. Seandainya aku memang mengetahui perkara ghaib maka aku akan memperbanyak kebaikan dan tidak ada keburukan yang akan menimpaku. Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raaf)
Pada suatu saat ada seseorang yag datang menemui Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu wahai Rasul”, Maka beliau menghardiknya dengan mengatakan, “Apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allah? Katakan: Atas kehendak Allah semata.” Nidd atau sekutu artinya: matsiil wa syariik (yang serupa dan sejawat) (HR. Nasa’i dengan sanad hasan)
Beliau melanjutkan lagi penjelasannya:
“Seandainya kita ganti kata bihi (به) (dengan sebab beliau) dengan bihaa (بها) (dengan sebab shalawat) maka tentulah maknanya akan benar tanpa perlu memberikan batasan bilangan sebagaimana yang disebutkan tadi. Sehingga bacaannya menjadi seperti ini:
اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد التي تحل بها العقد
Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Allati tuhillu bihal ‘uqadu (artinya ikatan hati menjadi terlepas karena shalawat)
Hal itu karena membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah yang bisa dijadikan sarana untuk bertawassul memohon dilepaskan dari kesedihan dan kesusahan. Mengapa kita membaca bacaan shalawat bid’ah ini yang hanya berasal dari ucapan makhluk biasa sebagaimana kita dan justru meninggalkan kebiasaan membaca shalawat Ibrahimiyah (yaitu yang biasa kita baca dalam shalat, pent) yang berasal dari ucapan Rasul yang Ma’shum?”
***
Penulis: Muhammad Jamil Zainu

Sabtu, 13 November 2010

Riya’ Bahaya! Bener!
Dalam sebuah cerita, dikisahkan ada seorang karyawan muda yang bekerja di sebuah kantor. Ia ditugaskan oleh atasannya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang sangat penting. Sang atasan sangat mengharapkan ia dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik dan menyerahkan laporannya dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Maka karyawan muda itu pun melaksanakannya dengan penuh antusias. Setelah pekerjaan tersebut usai, ia menyerahkan laporannya kepada atasan.
Ceritanya gak cukup sampai disini. Ternyata karyawan muda tadi punya pacar (yang tentu saja seorang perempuan, hehe) yang bekerja di perusahaan pesaing. Sebetulnya hubungan mereka belum terlalu serIYUS. Namun karena ia ingin pacarnya itu senang, sehingga ia makin dicintai, makin disayang, dan bla.. bla.. bla.. (gak tau gimana, coz penulis belum pernah pacaran, ehemm..) maka ia memperlihatkan sebagian hasil laporan yang dia kerjakan kepada sang pacar.
Tentu saja, informasi tersebut sangat berguna sehingga pacarnya senang. Toh, gak ada yang tahu ini, semuanya lancar-lancar aja, batin si karyawan.
Coba bayangkan, seandainya atasannya tahu apa yang dilakukan oleh anak buahnya yaitu membocorkan rahasia perusahaan, apa kira-kira yang terjadi? JEGERRR…!!
YA! Tentu atasannya akan memecat karyawan muda itu karena kesalahan fatal yang dilakukannya. Atau minimal ia mendapat peringatan keras dari atasannya. Memang ia (karyawan) tidak berniat menjadi “double agent” di perusahaan pesaing. Namun dengan mencoba menarik hati pacarnya menggunakan informasi perusahaan, jelas ini membahayakan perusahaan yang ia geluti. Terlebih lagi perusahaan lain yang menerima info itu adalah pesaingnya….WAHH!! Pecat aja tuh!!
Perbuatan pegawai yang menyerahkan pekerjaan dan laporan kepada perusahaan lain merupakan perumpamaan dari perbuatan Riya’.
Riya’ sendiri adalah melakukan pekerjaan dimana hasilnya tidak diserahkan kepada yang semestinya dituju. Dalam pengertian yang lebih spesifik, Riya’ adalah mengerjakan suatu (amalan) ibadah dengan tujuan ingin dilihat oleh orang lain.
Misalnya nih, seseorang yang melakukan shalat agar dilihat oleh, contohnya, calon mertua biar imagenya bagus di mata camer..huu :p
Nabi bersabda, “Aku khawatirkan syirik kecil terdapat dalam diri kalian.” Para sahabat bertanya, “Apa maksud syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Ialah Riya’.”
Kelak jika hari Pembalasan tiba, Allah akan berkata kepada pelaku Riya’, “Pergilah kamu! Pergilah kepada orang-orang yang kamu beramal karena mereka. Lihatlah mereka sekarang, niscaya kamu tidak mendapatkan balasan kebaikan dari orang itu.”
Perbuatan Riya’ amat dicela oleh Allah. Perbuatan itu bahkan dijuluki Syirkun Asghor (syirik kecil). Namanya juga syirik, mau besar kek, mau kecil kek, sama! Sama-sama membahayakan keselamatan kita di akhirat. Nah, Riya’ juga bisa disebut dengan pamer. Tentu saja, pamer dalam perbuatan ibadah. Yang semestinya buat Allah semata, eeh malah disalah gunakan..ckck, na’udzu billah deh >_<
TerIYUS (baca: terus…hee maksa), di hari Akhir nanti Allah akan menyuruh para pelaku Riya’ tadi untuk minta imbalan dari orang yang dipamerinya. Dah jelas dong, orang itu gak mampu memberi imbalan. Wong nasib dia aja gak jelas, ya kan?
Nah, sama kayak cerita atasan-karyawan diatas. Si atasan ngomong “Karena kamu udah pamer sama pacarmu, nanti akhir bulan kamu minta gajinya sama dia aja!!” Haha, emang sih cerita ini fiktif. Tapi coba bayangin kalo kenyataan, so pasti pacarnya gak bakal sanggup menggaji karyawan muda, walaupun pacarnya sendiri. Dirinya aja belum cukup gajinya. Begitulah nasib tukang pamer ibadah alias Riya’.
Kasian banget yah, semoga kita terhindar dari perbuatan macem tuu… (kok malah Pin-Ipin??)
Amiiinnn…..
Pondok Peace ‘N Trend Daar El-Istiqaamah,
Yaumul Itsnain, 2 Dzulhijjah 1431 H
Senin, 8 November 2010 M
Muhammad Yusran Ibn Muhammad Yunus

Minggu, 31 Oktober 2010

Foto Jasad ‘Mbah Maridjan’ Posisi Sedang Sujud

 

Mbah Maridjan (83), ditemukan dalam posisi sedang sujud di atas sajadah mengarah kiblat di dalam kamar rumahnya, Saat dievakuasi, posisi Mbah Maridjan masih sujud dengan luka bakar di tubuhnya. Jenazah Mbah Maridjan dikenali dari batik yang dikenakan jenazah.

Mbah Maridjan tewas akibat sengatan awan panas yang disebut wedhus gembel di kediamannya Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/10/2010). Dusun tempat tinggal Mbah Maridjan dan kerabatnya itu luluh lantak di sapu abu panas.
Mbah Maridjan yang enggan meninggalkan rumahnya, meninggal dalam posisi sujud. Sebelumnya, ia sempat ditemui tim evakuasi. Ketika diajak meninggalkan rumahnya, ia menolak.
Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi. Lelaki renta berusia 83 tahun ini pernah mengatakan, “Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam.”
Meski demikian, pria bernama asli Mas Penewu Suraksohargo ini justru meminta warga menuruti imbauan pemerintah. “Saya minta warga untuk menuruti perintah dari pemerintah, mau mengungsi ya monggo,” kata dia.
Mbah Maridjan justru berpendapat, jika ia pergi mengungsi, dikhawatirkan warga akan salah menanggapi lalu panik. Mereka dikhawatirkan mengira kondisi Gunung Merapi sedemikian gawat. “Sebaiknya kita berdoa supaya Merapi tidak batuk,” kata dia.
Warga juga diimbau memohon keselamatan pada Tuhan, agar tak terjadi yang tak diinginkan kalau nantinya Merapi benar-benar meletus.
Saat ditanya, Kapan Merapi meletus menurut Mbah Maridjan? Mbah Maridjan mengaku tak tahu. Apalagi, ia tak punya alat canggih seperti yang dimiliki Badan Vulkanologi. “Hanya Tuhan yang tahu kapan Merapi akan meletus. Saya tidak punya kuasa apa-apa,” jawab dia.

Mbah Maridjan Sosok yang Bertanggung jawab

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Mbah Maridjan, korban tewas akibat bencana erupsi Gunung Merapi merupakan sosok yang baik dan sangat bertanggung jawab. “Saya merasa kehilangan juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan. Saya berbelasungkawa atas musibah tersebut,” katanya di Posko Utama Penanggulangan Bencana Merapi di Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu.

Mbah Maridjan lahir tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, menikah dengan Ponirah (73). Pasangan ini dikaruniai 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit. Ia diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1970 oleh mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Surakso Hargo. Awalnya, jabatan Mbah Maridjan adalah wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.

Detik-Detik Akhir Mbah Marijan

Selasa, 26 Oktober 2010
Pukul: 17.00,
Mbah Marijan sedang berada di rumahnya. Saat itu, dia didatangi dua tamu yang membujuk agar bersedia turun. Tapi, Mbah Marijan tetap tidak mau meninggalkan rumah.
Pukul: 17.10, Terdengar gemuruh dari lereng Merapi. Setelah itu, terlihat warna merah di atas Merapi.
Pukul: 17.15-19.00, Perkiraan waktu selama awan panas (wedhus gembel) meluncur dari atas Merapi dan menyapu kampung Mbah Marijan di Kinahrejo. Ketika awan panas meluncur, Mbah Marijan diduga sedang salat Magrib di dalam kamar pribadinya. Diduga, ketika sedang bersujud, tubuhnya dihantam awan panas hingga nyawanya melayang.
Pukul: 21.00-24.00, Tim evakuasi tiba di Kinahrejo untuk mencari korban, termasuk mencari kejelasan nasib Mbah Marijan. Tapi, hingga pukul 00.00, Mbah Marijan tak ditemukan. Sempat beredar kabar Mbah Marijan selamat tapi dalam kondisi lemas.
Rabu, 27 Oktober 2010
Pukul: 06.30,
Para relawan dari tim SAR dan PMI menemukan jasad di kamar pribadi Mbah Marijan. Jasad itu sedang bersujud. Dari pakaian yang tersisa, diyakini bahwa jasad itu adalah Mbah Marijan.

Kini, sosok sederhana dan rendah hati ini telah tiada. Wedhus gembel dari Merapi menghampirinya dan membawanya pergi untuk selamanya. Mbah Maridjan menepati janjinya kepada Sultan HB IX untuk terus menjaga Merapi sampai akhir hayat. (slm/kn)

Senin, 25 Oktober 2010

4 Karakter Manusia, Bagaimana Memahami Orang Lain dengan Memahami Diri Anda Sendiri


Dipetik dari buku PERSONALITY PLUS
Karya Florence Littauer

Keuntungan Mempelajarinya
  1. Menyelidiki kekuatan dan kelemahan kita sendiri dan belajar bagaimana caranya menonjolkan segi positif kita dan menyingkirkan segi negatif kita.
  2. Memahami orang lain dan menyadari bahwa hanya karena orang lain berbeda tidak berarti bahwa mereka salah.
  3. Dengan memahami diri sendiri dan orang lain kita akan dapat berinteraksi secara harmonis dan produktif.
SANGUINIS

  • KEBUTUHAN EMOSIONAL  :  Perhatian, dukungan, kasih sayang, penerimaan, kehadiran orang-orang serta kegiatan.
  • KUNCI KEKUATAN  :  Mampu bicara tentang apapun, dimanapun, kapanpun, kepribadian yg optimis, humoris, kemampuan bercerita, senang bergaul.
  • KUNCI KELEMAHAN  :  Tidak terorganisasikan, tidak ingat detil atau nama,suka melebih- lebihkan, tidak serius apapun, mempercayakan tugas kepada orang lain, terlalu mudah percaya dan naif.
  • MENJADI DEPRESI KALAU : Hidup tidak menyenangkan & dampaknya tak ada yg mengasihi.
  • TAKUT AKAN : Tidak populer / bosan, harus hidup teratur sesuai jadwal, harus mencatat uang yg dibelanjakan.
  • SENANG DENGAN ORANG  : Mendengarkan & tertawa, memuji & orang yg mendukung.
  • TIDAK SENANG DENGAN ORANG YANG : Yg mengkritik, tidak menanggapi humornya, tidak menganggapnya manis.
  • DALAM PEKERJAAN  :  Kreatifitas warna-warni, optimisme, sentuhan ringan, berharga dalam hal menggembirakan orang lain, menghibur.
  • BISA LEBIH BAIK KALAU IA : Belajar mengorganisasikan, tidak terlalu banyak bicara, memperhatikan waktu.
  • SEBAGAI PEMIMPIN IA : Membangkitkan semangat, membujuk dan menginspirasikan org.
  • REAKSI TERHADAP STRESS : Meninggalkan tempat kejadian, mencari kelompok yg menyenangkan, cari-cari alasan, menyalahkan org lain.
  • DIKENALI DARI : Terus saja bicara, bersuara keras, mata cemerlang.
K O L E R I S

  • KEBUTUHAN EMOSIONAL  :  Penghargaan atas segala prestasi, peluang untuk memimpin, partisipasi dalam pengambilan keputusan-keputusan keluarga, sesuatu untuk dikendalikan.
  •   KUNCI KEKUATAN  :  Mampu memimpin apapun seketika itu juga & membuat penilaian yg cepat & tepat.
  •   KUNCI KELEMAHAN  :  Terlalu “nge-boss”, dominan, otokratis, tdk peka, tdk sabar, tdk bersedia mendeklarasikan / memberikan pengakuan kepada org lain.
  •  MENJADI DEPRESI KALAU : Hidup tdk terkendali & org tdk mau melakukan segalanya menurut caranya.
  •   TAKUT AKAN : Kehilangan kendali atas apapun.
  •  SENANG DENGAN ORANG : Mendukung & mengalah, menuruti cara bekerjasama dengannya, membiarkannya yg mendapatkan nama
  •  TIDAK SENANG DENGAN ORANG YANG : Malas & tdk mau bekerja, menentang kekuasaanya, menjadi mandiri, tdk loyal.
  •   DALAM PEKERJAAN  :  Dpt mencapai lebih banyak dari pada siapapun dlm waktu yg lebih singkat biasanya benar.
  •  BISA LEBIH BAIK KALAU IA : Membiarkan org lain mengambil keputusan, mendelegasikan kekuasaan, menjadi lebih sabar, tdk mengharapkan org lain menghasilkan seperti dia sendiri.
  •   SEBAGAI PEMIMPIN IA : Kecenderungan untuk memimpin, naluri tentang apa yg akan berhasil, keyakinan yg tulus akan kemampuannya untuk mencapai potensi untuk menguasai org-org yg kurang agresif.
  •  REAKSI TERHADAP STRESS : Mempererat kendali, bekerja lebih keras, berolahraga lebih banyak, menyingkirkan yg bersalah kepadanya.
  •   DIKENALI DARI : Pendekatannya yg cepat, cepat mengatur, kepercayaan diri, sikap resah dan dominan.
PHLEGMATIS

  • KEBUTUHAN EMOSIONAL  :  Kedamaian & relaksasi, perhatian, harga diri, motivasi penuh kasih.
  •  KUNCI KEKUATAN  :  Keseimbangan, pembawaan yg tenang, rasa humor yg kering, kepribadian yg menyenangkan.
  • KUNCI KELEMAHAN  :  Kurang bisa mengambil keputusan, kurang antusias, kurang energi, tekad baja tersembunyi.
  •  MENJADI DEPRESI KALAU : Hidup penuh dgn konflik, harus menghadapi konfrontasi pribadi, tak seorang pun mau membantunya.
  •  TAKUT AKAN : Keharusan menghadapi masalah pribadi yg besar, ditinggalkan memegangi tas, mengadakan perubahan besar.
  •  SENANG DENGAN ORANG : Mau mengambil keputusan – keputusan baginya, mau mengakui kekuatan-kekuatannya, tdk mengabaikannya, mau menghargainya.
  •  TIDAK SENANG DENGAN ORANG YANG : Terlalu mendesak, terlalu berisik dan terlalu berharap banyak kepadanya.
  •  DALAM PEKERJAAN  :  Menengahi org-org yg berseteru, mengatasi masalah secara objektif
  • BISA LEBIH BAIK KALAU IA :  Menetapkan sasaran-sasaran & dpt memotivasi diri sendiri, mau mengerjakan lebih banyak & bergerak lebih cepat ketimbang yg diharapkan, bisa menghadapi masalah-masalahnya sendiri maupun menangani maslaah-masalah org lain.
  • SEBAGAI PEMIMPIN IA : Tetap tenang & menguasai diri, tdk mengambil keputusan menurut kata hati semata-mata tdk sering memberikan gagasan-gagasan baru yg brilian.
  •  REAKSI TERHADAP STRESS : Bersembunyi darinya, nonton TV, makan, menarik diri dari kehidupan.
  •  DIKENALI DARI : Pendekatannya yg tenang, pembawaannya yg rileks (sebisa mungkin duduk / bersandar). 

M E L A N K O L I S

  •   KEBUTUHAN EMOSIONAL  :  Rasa stabil, ruang, ketenangan, kepekaan, dukungan.
  •   KUNCI KEKUATAN  :  Mampu mengorganisasikan & menetapkan sasaran-sasaran jangka panjang, memiliki standar serta idealisme yg tinggi, menganalisa secara mendalam.
  •   KUNCI KELEMAHAN  :  Mudah depresi, terlalu banyak membuang waktu untuk persiapan, terlalu fokus pada yg detil, mengingat hal-hal yg negatif, curigaan terhadap org lain.
  •   MENJADI DEPRESI KALAU : Hidup tdk teratur, standar-standar tak terpenuhi.
  •   TAKUT AKAN : Tak seorang pun memahami perasaannya, membuat kesalahan, harus mengompromikan standar-standar.
  •   SENANG DENGAN ORANG : Serius, intelektual, mendalam & mau bercakap-cakap dgn masuk akal
  •   TIDAK SENANG DENGAN ORANG YANG : Kelas ringan, pelupa, lambat, tdk terorganisasikan, tdk mendalam, berbohong & tak dpt diramalkan.
  •   DALAM PEKERJAAN  :  Kemampuan detil, suka menganalisa, tindak lanjut, standar prestasi yg tinggi, belas kasih bagi yg mengalami kepedihan.
  •   BISA LEBIH BAIK KALAU IA : Tdk terlalu serius menjalani hidup, tdk memaksa yg lain menjadi perfeksionis.
  •   SEBAGAI PEMIMPIN IA : Mampu mengorganisasikan dgn baik, peka terhadap perasaan org, memiliki kreatifitas mendalam, menginginkan prestasi berkualitas.
  •   REAKSI TERHADAP STRESS : Menarik diri, asyik membaca, menjadi depresi, menyerah, mengingat-ingat masalah.
  •   DIKENALI DARI : Sifatnya yg serius & peka pendekatannya yg sopan, komentar-komentarnya yg merendah, penampilan yg teliti & rapih.

Selalu dan Semakin Merindukan-Mu

Subhanallah, Maha Suci Allah, Maha Besar Allah…
Kini, jatah tinggalku di bumi fana ini tlah berkurang lagi setahun…
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
betapa sampai hari ini hamba selalu Engkau karuniakan
ilmu, nikmat, hikmah dan perlindungan yang luar biasa…
Tiada daya dan upaya Ya Allah
selain semua itu adalah Ketentuan dan Kehendak-Mu,
namun sungguh,
betapa masih banyak dosaku, sebagai buih di lautan…
Selalu bimbingan-Mu Ya Allah, Petunjuk-Mu
yang selalu hamba panjatkan.
Walau demikian sungguh
nikmat dan karunia-Mu tak pernah berkurang…
Ampuni hamba yang fana Yaa Robbi…
Semoga langkah ke depan ini
hamba menjadi insan yang lebih baik
dan tak pernah berhenti apalagi lelah
untuk selalu merindukan-Mu
mencintai-Mu
takkan pernah Ya Allah
terpatri dari relung hati…
Dengan Menyebut Nama-Mu…
Dengan Selalu Menyebut Nama-Mu
Dengan Selalu Menghadirkan Engkau dalam relung nurani
dari Dalamnya Jiwa
dalam setiap pori dan aliran darah ini
dalam setiap hembusan nafas dan detak jantung hati
Hanya Dengan Menyebut Nama-Mu Selamanya..
Hamba Melangkah…
*
Untuk Ibundaku
Engkau selalu menjadi wanita paling berharga di dunia ini
Walau ku belum memberikan sedikit pun untukmu
Walau ku tak bisa mengutarakan dalam keseharianku
Namun engkau selalu menjadi yang terbaik dalam hati
Yang selalu hadir dalam doa-doaku
Ayah Bunda, yang terbaik selalu
Doa kalian yang selalu ku nanti
Karena itu adalah surgaku
Terima kasih tiada terkira
Selalu Atas Lindungan Allah, Semoga…
Amiin…
*
Untuk semua sahabat, saudaraku, semuanya…
jazakumullah khairan katsira…
tiada yang membalas kebaikan sahabat semua kecuali hanya Allah,
Insya Allah....
Mohon doanya
… dengan doa teman, sahabat, saudara semua,
ku yakin mampu menjadi lebih baik di hari berganti…
Teriring ridho Illahi
Amin Ya Robbal ‘Alamin…

*untuk yang sedang berulang tahun, ingatlah puisi ini slalu... : )

Jumat, 22 Oktober 2010

Aku dan Sebuah Realita dari Wanita yang Dihalangi Untuk Menikah...

Bismillaah,





Terlalu banyak realita yang telah ku lihat, berita yang telah ku dengar, sebuah kesedihan yang mendalam, sebuah kesengsaraan dalam hidup yang justru dilakukan oleh orang-orang yang mencintainnya. Dilatarbelakangi karena jauhnya dari ilmu syar’i, dibungkus dengan hawa nafsu dan dipoles dengan pola pikir yang keliru akhirnya berujung pada menyengsarakan orang-orang yang dicintainya bahkan buah hatinya sendiri tanpa disadari. Sepenggal cerita dibawah ini, semoga mewakili dari sekian banyak orang yang mengalaminya.

Sebuah kisah dari pertimbangan orang tua yang salah yang berujung pada kesengsaraan anaknya. Sehingga kehilangan kesempatan untuk menikah dengan laki-laki sholeh pilihannya.

Ada seorang gadis belia yang sangat cantik, sehingga banyak pemuda yang tergila-gila padanya. Akan tetapi setiap ada orang yang mau melamarnya, orang tuanya terlalu banyak harapan atau bahkan meremehkan, sehingga sang gadis semakin angkuh dan merasa tidak ada laki-laki yang pantas untuk menjadi pendamping hidupnya. Keluarganya memiliki harapan yang berlebihan dan sang gadis pun selalu pilih-pilih. Mereka tidak sadar bahwa hal itu menghambat setiap orang yang hendak melamarnya.

Tanpa terasa waktu terus berjalan sangat cepat. Lambat laun putrinya menjadi perawan tua. Di lain pihak, para pemuda tidak berani mendekat.

Tahun demi tahun berlalu. umur terus bertambah. Akan tetapi lelaki yang diharapkan tak kunjung datang. Maka, orang tuanya pun menjadi sasaran kekecewaannya karena dianggap tidak memberikan pertimbangan dan arahan yang baik. Akhirnya dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah lanjut usia yang bertubuh lemah. Merekapun tidak diberi keturunan.



Belum pernahkan kalian mendengar seorang anak perempuan yang melaknat ayah kandungnya sendiri, dikarenakan ayahnya melarangnya untuk menikah, memiliki keturunan yang baik – baik dan menjaga kemaluannya dengan menikah. Berbagai alasan dikemukakan sang ayah, mulai dari alasan fisik sang laki-laki yang ingin menikahi, alasan status sosial dan alasan lainnya. Sampai akhirnya anak perempuannya tersebut semakin tua dan tidak menikah.

Menjelang ajalnya, sang ayah meminta anak perempuannya untuk memaafkannya, namun sang anak mengatakan “Aku tidak mau memaafkan ayah yang telah membuatku menderita dan menyesal. Ayah yang telah menghalangiku dari hakku dalam hidup ini. Untuk apa aku menggantungkan segudang ijazah dan sertifikat di dinding rumah yang tidak akan pernah dilalui seorang bocah pun? Untuk apa ijazah dan gelar menemani tidurku dipembaringan, sementara aku tidak menyusui seorang bayipun dan tidak mendekapnya dipelukkanku. Aku tidak bisa berbagi cerita kepada laki-laki yang aku cintai dan sayangi, yang mencintai dan menyayangiku dan cintanya tidak seperti cinta ayah. Pergilah dan sampai bertemu pada hari kiamat nanti. Dihadapan Dzat Yang Maha Adil dan tidak pernah mendzalimi. Dzat yang memutus segala perkara. Dan Dzat yang tidak merampas hak seorangpun! Aku tidak akan pernah rela kepada ayah hingga tiba masa pertemuaan dihadapan Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.”





Sebuah akhir yang memilukan.





Seorang anak perempuan yang dihalangi ayahnya untuk menikah karena ayahnya menolak ta’addud (poligami), setiap kali datang kepadanya laki-laki yang ingin meminang putrinya, ia menolaknya, sampai putrinya berumur 40 tahun. Kemudian, putrinya ditimpa penyakit kejiwaan akibat sikapnya itu dan penyakitnya kian bertambah parah sehingga dirawat dirumah sakit. Ketika menjelang wafat, ayahnya mengunjunginya. Dia berkata kepada ayahnya, “ Mendekatlah kepadaku, mendekatlah,” ia berkata lagi, “kemarilah lebih mendekat.” Ayahnya mendekat. Kemudian, ia berkata kepada ayahnya, “katakan amin”, ayahnya berkata “amin”, Kemudian untuk kedua kalinya ia berkata, “katakan amin”, ayahnya berkata “amin”, Lalu ia berkata kepada ayahnya, “semoga Allah menghalangimu dari surga sebagaimana kamu telah menghalangiku dari menikah dan mendapatkan anak.” Setalah itu ia wafat



Tak bisa ku bayangkan kesedihan dan penderitaan mereka, yang membuat hati ini pilu jika mendengar, melihat kisah dan kehidupan mereka.

Tak tahu apa yang harus ku ketik pada kertas ini kecuali sebuah ayat yang semoga meyadarkan kita semua terutama para wali dari para wanita yang berada dibawah kewaliannya.



وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ إِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالمَعْرُوفِ ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكُمْ أَزْكَى لَكُمْ وَأَطْهَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ



“ Apabila kamu mentalak (mencerai) isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka menikah lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan diantara mereka dengan cara yang ma’ruf. Itulah yang dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al Baqarah : 232)



Sebuah ayat yang menjelaskan kepada kita semua, tentang tidak bolehnya seorang wali menghalang – halangi untuk menikahkan orang yang berada dibawah kewaliannya, jika mereka telah saling ridho tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat islam. Dari mulai alasan calon suaminya belum mapan, atau alasan agar putrinya menyelesaikan studinya dulu atau meniti karirnya dulu, atau karena alasan adat dan uang atau karena alasan mahar sampai pada alasan tidak mau putrinya dipoligami.



Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah : “ Pembicaraan ayat ini kepada para waIi dari perempuan yang dicerai dengan perceraian yang bukan perceraian yang ketiga apabila telah habis masa iddah. Dan mantan suaminya menginginkan untuk menikahinya kembali dan perempuannya ridho dengan hal itu. Maka tidak boleh walinya melarang untuk menikahkannya karena marah atas laki-laki tersebut, atau tidak suka dengan perbuatannya karena perceraian yang pertama” (Taisirul Karimir Rahman, pada ayat ini)



Berkata Ibnu Katsier Rahimahullah: ( ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ : Itulah yang dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian ) Maksudnya inilah yang Kami (Allah) larang, yaitu tindakan para wali yang menghalangi pernikahan wanita dengan calon suaminya, jika masing-masing dari keduanya sudah saling meridhai dengan cara yang ma’ruf, hendaknya ditaati, diperhatikan dan diikuti” (Tafsir Ibnu Katsier pada ayat ini)



Ku hanya ingin mengatakan kepada para wali bertakwalah kepada Allah, takutlah kalian kepada Allah atas perbuatan kalian dari menghalangi untuk menikahkan wanita – wanita yang berada dibawah kewalian kalian tanpa alasan yang dibenarkan dalam agama ini. Karena hal itu adalah sebuah tindakan kedzaliman atas mereka.

Apakah kalian rela mempertaruhkan kebahagian putri-putri kalian hanya karena uang, studi disekolah – sekolah ikhtilat, karir, adat atau perkara lainnya sehingga menghalangi putri-putri kalian menikah dengan laki-laki sholeh pilihannya.



DARUL ISTIQAMAH, Rabu 22 September 2010 M / Yaumul Arbi'aa 13 Syawwal 1431 H

Al Faqeer Ilallah.... Muh. Yusran Ibn Muh. Yunus



di copas dari : Al Ustadz Abu Ibrahim Abdullah bin Mudzakkir Al Jakarty